Rabu, 14 Juni 2017

Kisah seorang raja dan petani tua penanam zaitun

Kisah Seorang Raja Dan Petani Tua Penanam Zaitun
Kisah Seorang Raja Dan Petani Tua Penanam Pohon Zaitun

Dikisahkan, seorang raja mengumumkan bahwa pihak kerajaan akan membagikan hadiah 400 dinar (uang emas) bagi siapa pun yang mengucapkan ungkapan-ungkapan baik..

Suatu hari, sang raja berkeliling kota bersama para pengawalnya. Sang raja bertemu dengan petani tua yang sedang menanam pohon zaitun..

"Kenapa Anda menanam pohon zaitun..? Butuh 20 tahun untuk berbuah, sementara Anda berumur 90-an tahun. Ajal Anda telah menjemput saat itu." Sang raja bertanya heran..

"Orang-orang terdahulu menanam zaitun dan kini kita menikmati hasilnya. Dan saat ini kita menanamnya agar kelak orang-orang di masa mendatang menikmati hasilnya." Jawab petani tersebut..

"Bagus sekali, ini adalah ungkapan yang baik." Ungkap raja..

Sang raja memerintahkan pengawal untuk memberinya 400 dinar. Sang petani lantas menerima hadiah sambil tersenyum..

"Kenapa Anda tersenyum?" Raja kembali bertanya..

"Pohon zaitun berbuah setelah 20 tahun. Dan usahaku berbuah detik ini." Jawab petani itu..

"Berikan dia 400 dinar lagi." Perintah sang raja kepada pengawalnya..

Petani itu kembali tersenyum saat menerima hadiah tersebut. "Kenapa Anda tersenyum?" Kembali raja bertanya..

"Pohon zaitun berbuah sekali setahun dan aku mendapati usahaku berbuah dua kali." Jawab sang petani..

Sang raja kembali memberinya 400 dinar lalu segera meninggalkan tempat itu dengan cepat..

"Kenapa Anda meninggalkannya?" Tanya pimpinan pengawal kepada raja..

"Jika aku menemaninya sampai pagi, harta kerajaan akan habis sementara ungkapan-ungkapan petani itu tak akan terhenti.."

> Catatan :

Di Surgalah seorang muslim akan mendapati hasil yang berlimpah ruah atas penjagaan lisan dan perkataan baiknya. Apa yang akan diperolehnya di Surga kelak melebihi hadiah dan rizki apapun yang diperolehnya di dunia..

Para ulama membagi ungkapan baik menjadi dua:

1. Ungkapan baik karena dzatnya dan ditentukan oleh syar'i. Seperti ungkapan dzikir: Subhanallah, Laa ilaha illallah, Alhamdulillah, dan lain-lain..

2. Ungkapan baik dan terlontar dari hati, nyaman didengar oleh pendengar. Ini sesuai bahasa dan budaya setempat.

Woi sahur yok woiiiiiii......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar