Rabu, 18 Oktober 2017

Adab Murid Pada Gurunya.

Inilah Adab Murid Kepada Guru

*Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mengatakan

“Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab2 batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu “.

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa,

“Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yang menyampaikan kekurangan guruku kepadaku “.

Beliau pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya :

” Durhaka kepada orang tua dosanya bisa di hapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yang dapat menghapusnya “.

Habib Abdullah al Haddad mengatakan

“Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali.”

Beliau juga berkata,

“Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, “Perintahkan aku ini, berikan aku ini !”, karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya”.

Para ulama ahli hikmah mengatakan,

“Barangsiapa yang mengatakan ” kenapa ?” Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya”.

*(Al Fataawa al Hadiitsiyyah : 56)*

Para ulama hakikat mengatakan,

“70% ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan (batin,adab dan baik sangka) antara murid dengan gurunya

*Wallahu'Alam Bishshowab*