Senin, 11 September 2017

Tak tau judul

Ada apa kawan??
Sedikit demi sedikit engkau tinggalkan mentari
Menghapus ideologi dan teologi
Demi biologi dan ekonomi
Seolah hidup tak butuh sosiologi

Ada apa kawan??
Apakah alam kita sudah berbeda??
Ataukah alamku yg sudah berbeda??
Engkau yg meninggalkanku??
Ataukah aku yg meninggalkanmu??

kopi hitam dan sebatang rokoklah yg tahu
Karena rumput itu sudah berkembang jadi gedung
Ladang Padi sudah berganti jadi perumaham
Manggrove berganti sawit yang menghasilkan
Sedang kita masih sahaja menutup mata

Kopi dan rokok pun sudah mulai resah
Karena mereka sudah tahu dan mengerti
Bahwa aku dan kau terpisahkan tujuan
Aku yg kuno dan engkau yg modren
Yang selalu berteman harta.

Minggu, 10 September 2017

AKU MASIH INGAT KAWAN

Aku masih ingat kawan

Kita berlarian bebas dipematang sawah
engkau selalu yg lebih dahulu dariku
Sedang aku selalu yg dibelakangmu
Terkalahkan oleh langkah panjangmu.

Kita selalu berbagi kisah kisah kita
Kisah yg tak pernah habis dan tak ada akhir
Seolah setiap saat kisah kita selalu bertambah
Padahal hanya berkembang mengikuti pikiran.

Sudah lama tak bersua seolah jauh tiada hingga
Kita berjumpa dalam suasana berbeda
Engkau aktifis tenar yg ternama
Aku hanya debu jalanan yg hina.

Engkau berbagi cerita paradikma dan ideologi
Tentang daya tahan perjuanganmu
Tentang idealismu yg sejati itu
Hingga ku anggap engkau teman yg berhargaku

Namun...
Lama tak bersua ada perobahan kawan
Ku lihat engkau berbicara target kuasa
Target angka yg ku anggap gila.

Engkau lupa paradikma dan ideologi
Engkau biarkan mereka tergusur
Setelah tergusur engkau pun mulai menanam
Seolah mereka tak lagi manusia Indonesia

Engkau cerita tentang pagu dan pagu
Padahal aku ingin dengar cerita bebas
Cerita tentang semangat dan keyakinan
Yang membuatku terkesima.

nampaknya zaman sudah menelanmu
Menenggelamkanmu kedalam jurangnya
Akhirnya aku semakin faham
Bahwa kemurnian dan kesempurnaan hanya mimpi.

Sabtu, 09 September 2017

ADA APA DENGANMU INDONESIAKU??

ada apa denganmu, Indonesia?

harga penghidupan naik
Kalangan bawah terkapar
menanak derita berakhir putus asa
Yang ikhlas menulis ikhlasnya dengan darah
Namun berakhir luka terlupakan.

katanya bumimu subur
Merdeka bercita rakyat sejahtra makmur
Namun penggusuran menggila
Penindasan mendalam kesum-sum tulang
Demi kepentingan pengusaha dan penguasa.

semakin lama usiamu
kenapa tak juga kunjung dewasa
kenapa wakil rakyat alih fungsi
menjala uang dari kantong negeri
Modal ucap dan angka penegakpun membuta

Makmur dan sejahtra hanya angan dan mimpi
Cerdas hanya hayalan selintas bebas memudar
Aman hanya retorika yg memupuk asa
Nyatanya kerja saja tergusur oleh pamongpraja
Melawan dengan tangan mereka guna kayu pemukul

Indonesiaku,
Bukan aku tak cinta dan sayang padamu
Perrcayaku pudar akibat penguasa dan pengusaha
Percayaku hilang karena isme dan korupsi menggila
Apakah harus daku kembali melawan??

#diam_diam_mengawasi