umbangan
pemikiran dari Karl Marx terhadap ilmu sosiologi. Adapun materi-materi
yang akan dibahas adalah sejarah singkat riwayat hidup Karl Marx serta
menjelaskan pemikiran Karl Marx tentang materialisme historis,
model-model masyarakat, alinasi, kesadaran kelas dan perubahan sosial.
Setelah mengetahui materi pokok bahasan pada bab lima, mahasiswa diharapkan mampu :
a.menjelaskan konsep materialisme historisnya Karl Marx.
b.menjelaskan model-model masyarakat Karl Marx.
c.menjelaskan konsep alienasi dan membedakan macam-macam alienasi Karl Marx.
d.menjelaskan perjuangan kelas dan analisa dialektika perubahan sosial Karl Marx.
e.mengkaji fenomena masyarakat saat ini dengan menggunakan teori Karl Marx
Riwayat Hidup Marx
Jika secara spontan orang ditanya tentang Karl Marx, biasanya jawaban
yang muncul akan berkisar pada Marx sebagai seorang kakek tua berjenggot
dengan wajah angker yang ide-idenya perlu dicurigai dan dihindari. Ia
akan dipahami sebagai seorang lelaki dari Jerman yang adalah filsuf,
ahli ekonomi, dan teoritikus sosial yang mempelopori gagasan mengenai
materialisme dialektis dan materialisme historis. Selanjutnya ia akan
dipandang sebagai seorang penganjur perjuangan kelas dan revolusi
komunis; seorang atheis pejuang gagasan “diktator proletariat” dan
“masyarakat tanpa kelas”; atau seorang anti-kapitalis yang membenci kaum
borjuis sambil menunjukkan ketakterpisahan antara politik dan ekonomi.
Mengingat adanya kesulitan teknis menemukan sumber-sumber biografis
Marx pada masa awal hidupnya, di sini catatan mengenai hal itu akan
disampaikan secara sekilas saja. Marx lahir di Trier (kini di Jerman),
pada tanggal 5 Mei 1818. Ayahnya Henrich Marx dan ibunya Henrietta
berasal dari keluarga rabbi Yahudi. Ayahnya Henrich Marx, adalah seorang
pengacara di negara Prusia, ssebelum negara itu pada tahun 1867 menjadi
bagian dari konfederasi Jerman.
Usia delapan belas tahun,
sesudah memperlajari hukum selam setahun di Universitas Bonn, Marx
pindah ke Universitas Berlin. Selama masa studinya di Berlin, Marx amat
dipengaruhi oleh filsafat idealisme George Hegel (1770-1831). Di sini ia
juga behubungan dan amat dipengaruhi dengan kaum “Hegelian Muda”.
Mereka ini bermaksud. menerapkan gagasan Hegel guna melawan agama
sebagai lembaga yang tak ramah (organized religion) dan pemerintah
Prusia yang dirasakan sebagai otoritarian. Pada tahun 1841, di usianya
yang ke-23, Marx meraih gelar doktor dalam bidang filsafat. Perjalanan
hidupnya setelah itu adalah perjalanan yang penuh kesulitan dan
tantangan.
Setelah menyelesaikan disertasi doktornya di
Universitas Berlin, Marx menerima tawaran untuk menulis dalam surat
kabar borjuis liberal, bernama Rheinishe Zeitung di Cologne. Kemudian ia
menjadi pimpinan surat kabar ini walaupun pada akhirnya harus ditutup
oleh pemerintah karena dianggap terlalu kritis.
Setelah itu ia
pun pindah ke Paris. Di Paris inilah Marx menikah dengan Jenny pada
tanggal 19 Juni 1843. Di sini pula ia bertemu dengan Friedrich Engels.
Pada tahun 1845 ia dan keluarganya berpindah ke Brussels. Kemudian tahun
1846 Marx bersama teman kerjanya Friedrich Engels (sekaligus teman
dekat sampai Marx meninggal) mengikuti Communist League suatu organisasi
revolusioner yang bermarkas di London.
Dua tahun kemudian
(1848) dia diusir karena pemerintah Belgia takut bahwa Marx akan
mendorong revolusi di situ. Marx pun kembali ke Paris, lalu ke
Rhineland, namun di sana ia juga berbenturan dengan penguasa setempat.
Akhirnya pada tahun 1849 Marx pindah ke London. Ia tinggal dan berkarya
di kota itu sampai meninggalnya, pada tanggal 14 Maret 1883.
Alam Berpikir Marx
Sebagai seorang ahli sosial sekaligus filosof yang juga menguasai ilmu
ekonomi, Marx dalam melihat masalah kemasyarakatan memiliki pusat
perhatian pada tingkat struktur sosial dan bukan pada tingkat kenyataan
sosial budaya. Marx dalam hal ini lebih memusatkan perhatiannya pada
cara orang menyesuaikan diri dengan lingkungan fisiknya. Dia juga
melihat hubungan-hubungan sosial yang muncul dari penyesuaian ini dan
tunduknya aspek-aspek kenyataan sosial dan budaya pada asas ekonomi.
Bagi Marx, kunci untuk memahami kenyataan sosial tidak ditemukan dalam
ide-ide abstrak, tetapi dalam pabrik-pabrik atau dalam tambang batu
bara. Di mana para pekerja menjalankan tugas yang di luar batas
kemanusiaan dan berbahaya, untuk menghindarkan diri dari mati kelaparan
dan berbagai penderitaan kaum buruh, inilah kenyataan sosial. Kenyataan
sosial bukan impian naif dan idealistik yang dibuat oleh ilmu
pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan industri untuk meningkatkan
kerjasama dan meningkatkan kesejahteraan dalam bidang materil semua
orang.
Karl Marx dalam pemikiran filosofisnya banyak
dipengaruhi oleh George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) dan Ludwig
Feurbach (1804-1872), keduanya filsuf Jerman. Kalau Hegel dalam
pemikirannya lebih bersifat idealistik, Feurbach lebih bersifat
materialistik, humanistik dan inderawi. Namun, pada akhirnya pengaruh
kedua tokoh ini hanya akan menjadi titik tolak bagi Marx untuk sampai ke
pemikiran-pemikirannya sendiri.
Menurut kebanyakan ahli selain
alam pikirnya, Marx dalam berkarya dan menelurkan karya-karyanya
berpijak pada tiga “sila dasar”:
1. Teori Materialisme Historis
Materialisme Historis Marx menjelaskan sejarah dengan memposisikan
material manusia sebagai dasar sejarah dan memandang produksi mental,
intelektual seseorang dan kehidupan budaya sebagai efeknya.
2. Teori Perjuangan Kelas
Menurut hasil analisa dan pengamatan Antoni Gidden terhadap teori
Perjuangan Kelas Marx bahwa di dunia ini di belahan manapun masyarakat
terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu Golongan Borjuis (pemilik
modal) dan Golongan Proletar (kaum buruh, tani).
3. Teori Nilai Lebih
Konsep ini menjelaskan keuntungan kaum kapitalis dan eksloitasi buruh.
Marx mendefinisikan nilai lebih sebagai perbedaan antara nilai upah yang
diterima buruh dan nilai dari apa yang mereka hasilkan. Artinya,
perbedaan antara upah yang harus dibayar kaum kapitalis kepada buruh dan
produk hasil kerja kaum buruh yang bisa dijual kaum kapitalis untuk
kepentingan kaum kapitalis.
Materialisme Historis Marx
Dari karya ‘The Comunist Manifesto’, dan ‘Das Kapital’, Marx sangat
terkenal dengan dialektika materialis dan dialektika historisnya.
Baginya, kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah adalah cara
manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain,
yang dalam perjuangannya yang abadi untuk merengut kehidupan dari alam.
Tindakan historis yang pertama adalah membina kehidupan material itu
sendiri. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, tempat
tinggal serta sandang adalah tujuan manusia yang utama pada awalnya.
Namun demikian, perjuangan manusia tidaklah terhenti pada saat
kebutuhannya yang paling utama terpenuhi atau tercapai, manusia memang
sesungguhnya binatang yang tetap tidak akan terpuaskan. Ketika
kebutuhan-kebutuhan pokok telah terpenuhi, pemenuhan kebutuhan itu
justru menyebabkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru, yang mengawali
terbentuknya kelas-kelas yang saling bertentangan. Menurut Marx, semua
periode sejarah ditandai oleh perjuangan kelas yang berbeda satu sama
lain sesuai dengan periode sejarahnya. Meskipun gejala historis
merupakan hasil dari saling mempengaruhi antar berbagai komponen,
sesungguhnya hanya faktor ‘ekonomi’ yang merupakan independent
variabelnya. Perkembangan politik ,hukum, filsafat, kesusasteraan dan
kesenian semuanya bertopang pada faktor ekonomi.
Teori Alienasi
Selain teori Perjuangan Kelas dan beberapa hal di atas ada sebuah teori
Marx yang menjelaskan dampak dari produktifitas manusia terhadap
keterasingan manusia itu sendiri. Teori ini lebih dikenal dengan Teori
Alienasi.
Alienasi atau keterasingan merupakan masalah yang
menjadi menarik untuk dikaji ketika orang mulai sadar bahwa lama
kelamaan barang-barang yang diproduksi manusia makin menjadi otonom,
bahkan seakan-akan menguasai manusia. Menurut Marx alienasi ada dan
dijumpai orang di mana-mana dalam segala bidang dan dalam semua lembaga
di mana manusia memasukinya. Tetapi alienasi yang paling penting adalah
alienasi yang dijumpai di tempat orang bekerja, karena manusia menurut
Marx adalah ‘homo faber’ artinya manusia sebagai pekerja/pencipta.
Alienasi dalam bidang kerja ada empat aspek yaitu :
a. Manusia diasingkan dari produk hasil pekerjaannya.
b. Terasing dari kegiatan produksi.
c. Terasing dari sifat sosialnya sendiri.
d. Terasing dari rekan-rekannya atau masyarakatnya.
Demikianlah, sesungguhnya Marx telah mengemukakan bagaimana manusia
teralienasi adalah merupakan manusia yang sebenarnya hidup di dalam
dunianya yang tidak terhayati oleh dirinya sendiri.
Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas
Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa “sejarah dari segala
bentuk masyarakat dari dahulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian
antara golongan’. Menurut pandangannya, sejak masyarakat manusia mulai
dari bentuknya yang primitif secara relatif tidak berbeda satu sama
lain, namun tetap mempunyai perbedaan-perbedaan fundamental antara
golongan yang bertikai di dalam mengejar kepentingannya masing-masing.
Bagi Marx, dasar dari sistem stratifikasi adalah tergantung dari
hubungan kelompok-kelompok manusia terhadap sarana produksi. Yang
disebut kelas dalam hal ini adalah suatu kelompok orang-orang yang
mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi produksi.
Kelas-kelas yang memiliki kesadaran diri, memerlukan sejumlah kondisi
tertentu untuk menjamin kelangsungannya, yaitu mereka memerlukan adanya
suatu jaringan komukasi di antara mereka, pemusatan massa rakyat serta
kesadaran akan adanya musuh bersama dan adanya bentuk organsisasi yang
rapi. Organisasi ini dapat berupa serikat-serikat buruh atau
serikat-serikat kerja lainnya untuk mendesak upah yang lebih tinggi,
perbaikan kodisi kerja, dan sebagainya. Akhirnya organisasi kelas buruh
ini akan menjadi cukup kuat bagi mereka untuk menghancurkan seluruh
struktur sosial kapitalis dan menggantikan dengan struktur sosial yang
menghargai kebutuhan dan kepentingan umat manusia seluruhnya yang
diwakili oleh kelas proletar.
Analisa Dialektika Perubahan Sosial
Cara analisa dialektik merupakan inti model bagaimana konflik kelas
mengakibatkan perubahan sosial. Umumnya analisa dialektik meliputi suatu
pandangan tentang mansyarakat yang terdiri dari kekuatan-kekuatan yang
berlawanan yang sewaktu-sewaktu menjadi seimbang. Dalam pandangan Marx,
kontradiksi yang paling penting adalah antara kekuatan-kekuatan produksi
materil dan hubungan-hubungan produksi, dan antara
kepntingan-kepentingan kelas yang berbeda. Karena kontradiksi inilah,
setiap tahap sejarah dalam perkembangan masyarakat dapat dilihat sebagai
tahap yang mempersiapkan jalan untuk kehancuran akhirnya sendiri,
dengan masing-masing tahap baru yang menolak tahap sebelumnya di mana
secara paradoks memasuki awalnya. Namun gerak sejarah yang bersifat
dialektik itu tidak terlepas dari kemauan atau usaha manusia. Manusialah
yang menciptakan sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan kreatifnya
ditentukan dan terikat oleh lingkungan materil dan sosial yang ada.
Khusus dalam ‘The Communist Manifesto’, Marx mendesak kaum buruh untuk
mempergunakan moment yang tepat dalam sejarah yang ditimbulkan oleh
munculnya krisis ekonomi, untuk mengubah masyarakat melalui kegiatan
revolusioner mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar