Sabtu, 15 September 2012

SBY Mandul


”Saya menolak memaksa mahasiswa untuk membayar lebih banyak atau menghapus tunjangan kesehatan orang miskin, cacat, dan berusia lanjut, dan terus akan menolak pemotongan pajak untuk orang-orang yang kaya.”

Kutipan di atas adalah pidato Presiden susilo Bambang Yodoyono untuk ikut kembali dalam pemilihan periode empat tahun ke depan,

Katanya lagi, ”

Selama saya jadi presiden, saya takkan pernah minta kepada keluarga kelas menengah untuk membayar pajak lebih besar hanya semata-mata untuk membantu orang kaya membayar kewajiban pajak mereka! Kenapa begitu? Sebab itu bukan indonesia yang kita mau!”

Pidato SBY menggetarkan bukan karena menggunakan bahasa biasa, matematika biasa, dan logika yang gampang dicerna. Dia tahu apa yang harus dikatakan dan yang paling tidak. karena dia meyakinkan rakyat pemilihnya bahwa indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik. Dia tunjukkan rutenya lewat program-program yang paling mendasar: kepastian tentang keadilan sosial yang bisa dilalui bersama.

Menyaksikan SBY bicara 39 menit menukik ke persoalan paling penting, yaitu kewarganegaraan, kepala penuh dengan pertanyaan sederhana: apakah saya sudah merasa dilindungi di negara sendiri?

Apakah presiden saya sudah melindungi saya seperti bapak melindungi anak-anaknya?

Apakah dia memikirkan saya yang berpenghasilan pas-pasan dengan pengeluaran terlalu banyak?

Apakah dia memikirkan dana pensiun rakyat?

Apakah dia resah dan berdoa untuk keselamatan rakyatnya yang 200 juta lebih?
Apakah UUD 1945 digunakannya untuk melindungi hak-hak dasar saya?


"Saya tidak yakin dia memikirkan itu"


Raut wajah presiden terlalu muram di depan publik dan malah cenderung pemarah. Mungkin dia bahagia ketika mencipta lagu, tetapi rakyat tidak butuh itu. Rakyat membutuhkan pemimpin yang memberikan harapan bahwa bahagia itu tak terlalu jauh di depan mata. Rakyat butuh presiden yang bisa membangkitkan harga diri. Bukan dengan monolog mitos-mitos romantis bangsa besar, bukan dengan pencapaian statistik, bukan dengan instruksi-instruksi moralitas di depan TV, tetapi presiden yang bisa memahami perasaan rakyat yang terlalu lama menunggu perbaikan nasib setelah sekian lama merdeka.


kesamaan indonesia dengan amerika :
Sama-sama percaya pada demokrasi walau dikuasai korporasi,

kerepotan dengan utang dan jumlah pengangguran rakyat tinggi,
serta diancam oleh terorisme. Bahkan, secara kultural ada miripnya: sama- sama religius, fobia komunisme, dan secara alamiah multietnis. Kita sama-sama jatuh-bangun, sakit, dan terancam oleh ”musuh” dari luar dan dari dalam.

Bedanya, Amerika berusaha sembuh dan bangkit: kita tidak!
Bedanya, Amerika tidak membiarkan rakyatnya berjuang sendirian.

Kita semua tahu presiden bukanlah Superman ataupun jakatingkir,
tetapi setidaknya dia harus terbiasa menepuk-nepuk punggung rakyatnya agar rileks menghadapi kehidupan keras.

ah...
namun amat miris cerita tersebut, pemimpin kita cengeng dam menangis menghadapi goncangan goncangan di Indonesia,

presiden kita ter lalu cengeng dan penakut untuk maju, sampai-sampai bnyak TKI yg terlantar dan jadi korban di negara lain, padahal mereka juga pahlawan untuk kita, ttpi SUSILO PANTAT AYAM tak sanggup membela mereka..
memng dasar ente susilo pengen kuludahi wajah ente.

yg membunuh cma dapat hukuman sedikit bahkan ada yg bebas, lain lagi gaji mereka teregang tak dapat dimiliki mereka,,
ini gambaran pemimpin se cengeng yg tak bisa di kasi ampun.

Mungkin presiden saya tertekan oleh banyak beban sejarahnya sendiri. Dia terpilih karena koalisi-koalisi dan lobi-lobi yang membuat posisinya sulit. Mungkin dia punya ”masalah kebudayaan sendiri” karena harus memihak patron politik serta keluarganya sebagai balas budi dan sopan santun. Mungkin dia takut dibunuh oleh organisasi teroris seperti yang pernah diakuinya di televisi. Jangan-jangan presiden merasa sendirian juga ketika menuju ke puncak kekuasaan sehingga tidak perlu memandang pada tangan-tangan rakyat yang membawanya ke puncak itu.

lain lagi halnya bagi rakyat yg maju dan siap berjuang mati mati bisa-bisa besok di jemput DENSUS 88 dengan alasan terosris,

termasuk ane yg nulis, ane juga takut ne malam ne di culik sama antek2 pak president,
tapi hati ane tenang kok. ane gak gitu takut, kepuasaan menghadapi ajali tu kan cma sekali lgian indah matinya di berondong peluru pasukan jdi lebih cepat dah,,..
hehehehe..

untuk SBY,
Bnyak cerita loe,
turn sekarng jga dari jabatan, lalu lepaskan semua atribut atau gelarmu
one by one kita,...
kehebtan mu cuma krna kau pejabat negara kok bukan,
ku injak2 kepalamu SBY.
 http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/553813_435109786527448_1285716773_n.jpg?dl=1
 Masalah Kewarganegaraan

Perasaan kebangsaan berawal dari mitos-mitos heroik revolusioner. Namun itu tidak kekal. Nasionalisme sesungguhnya harus dipelihara dari perlakuan baik negara kepada rakyatnya. Maka, kewarganegaraan ini apa artinya jika tidak ditunjang dengan pelayanan publik?
Ke mana pajak yang dibayar itu, apakah dikembalikan dalam bentuk pelayanan dan pemberian rasa aman?
Apakah pajak tadi sudah habis tergadai untuk dana koruptor pejabat-pejabat Negara INI??

Yang hilang dari Indonesia adalah rasa aman sebagai warga negara. Dalam hal ini, rakyat sudah berada dalam kondisi bahaya.

Kita bisa dibunuh karena kebebasan beragama,
Mati di jalan karena hukum rimba lalu lintas Tu Sih Katanya tapi nyatanya itu hanya kecelakaaan yg dibuat-buat untuk membunuh tokoh-tokoh yang berperan aktif untuk menurunkannya yg memiliki kinerja pantat ayam,
kelaparan karena uang belanja habis,itu apa penyebabnya???
yg jls tak lari dari kebobrokan pemimpin kita, yg miskin bukan karena malas, tapi karena kurangngya perhatian pemerintah atas banyaknya pengangguran di negara ini, lainlagi uang rakyat habis di korupsi pejabat-pejabatnegara ini,
Tidak ada uang berobat itu juga kebobrokan negara ini JAMKESMAS tidak di berikan pada Rakyat miskin namun diberikan pada mereka yg sudah memiliki harta, itulah sebabnya amat bnyak pesakit miskin yg mati terdampar bahkan setelah berobat belum bsa pulang ketempat keluarganya karena kurangnya biaya pembayaran, lain lagi halnya para pemguna JAMKESMAS Yang di jadikan praktek oleh AKBID, AKPER dan Calon DOKTER, hingga terjadi MAL PRAKTEK, namun ini sengaja di tutupi oleh media massa dan yg sejenisnya, bisa jadi karena semua mendapat keuntungan-keuntungan keuntungan daripihak tertentu (terima AMplop Bawah Meja) Saya amat mengkutuk mereka semua semoga mereka cepat mati mangkat dari dunia ini.
bagi mereka yg keritis dan menantang REZIM pemerintahan atau pejabat dan penguasa negara ini, bisa-bisa menghilangkan karena terlalu galak kepada negara, ini sudah menjadi bukti mereka semua setan-setan yg takut di runtuhkan.
Keamanan satu-satunya tersisa dalam dalam negara ini adalah  keluarga, kerabat, dan tetangga, Keluarga adalah teritori hangat yang tak butuh negara dan presiden yg pengecut dan teroris yg sebenar-benarnya..

Mungkin presiden saya tertekan oleh banyak beban sejarahnya sendiri. Dia terpilih karena koalisi-koalisi dan lobi-lobi yang membuat posisinya sulit. Mungkin dia punya ”masalah kebudayaan sendiri” karena harus memihak patron politik serta keluarganya sebagai balas budi dan sopan santun. Mungkin dia takut dibunuh oleh organisasi teroris seperti yang pernah diakuinya di televisi, mtapi amat di sayngkan sebenarnya dialah teroris yg berada bebas bagi kami. Jangan-jangan presiden merasa sendirian juga ketika menuju ke puncak kekuasaan sehingga tidak perlu memandang pada tangan-tangan rakyat yang membawanya ke puncak itu.presiden yg tak tahu di untung ente.

Maka, saya rasa butuh kita butuh presiden baru yang tak punya beban-beban yang membuatnya tersandung. Orang jujur yang membuka sejarah diri dan bangsanya kepada publik. Seorang figur yang cepat minta maaf jika melakukan salah atau meleset dalam menjalankan program. Presiden yang berani memihak pada kebenaran sekalipun mengancam kredibilitas. Seorang presiden yang mencintai dan menegakkan hak asasi manusia tanpa pandang bulu, yang malu terhadap korupsi, dan yang yakin untuk memulai segala hal dari kejujuran yang bersih.

semoga anda-anda yg membaca mulai memikirkan ini semua.
Salam Pergerakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar