Jumat, 21 September 2012

PEMUDA DAN PERKEMBANGAN JAMAN


Pemuda merupakan aset yang amat berharga dalam suatu bangsa, memiliki pungsi dan peran yang amat penting dan strategi dalam kelanjutan sebuah negara,maju mundurnya sebuah negara itu di tentukan eksistensi pemuda dalam pengembangan dalam mempertahankan budaya bangsa, namun amat disayangkan sekarang kaula muda mulai tidak peduli terhadap budaya dan simbol-simbol bangsa ini, sosok pemuda idealis dan nasionalis telah pudar, ini dapat di buktikan dengan cara mereka menghargai lambang, pahlawan negara, dan budaya-budaya serta adat istiadat yg ada di indonesia,

ini adalah dampak modernisasi yang berkepanjangan. modernisasi yang seharus nya benar sekarang menjadi sarana yg amat merusak dikalangan pemuda, modernisasi yang seharusnya menopang kemajuan jaman sekarang malah menjadi setan-setan dan virus-virus yang trus merasuki pikiran pemuda, tak sedikit pemuda bangsa ini cendrung bersipat kebarat-baratan dan cendrung mengikuti hal-hal yang kurang baik, seperti mengikuti aliran dan faham aliran anak jalanan yang kita sebut PUNK, punk adalah sebuah aliran yang berasal dari london-inggris, faham ini adalah faham-faham orang-orang yang di marjinalkan di negaranya, faham ini sempat digusur dari LONDON, bahkan yang amat disayang itu menjadi kebudayaan yang amat melekat dikalangan muda sekarang, dari faham inilah terlahir pergaulan-pergaulan bebas dan tak bertuhan, simbol mereka pun cenderung simbol setanisme, amat disayangkan sekali, bangsa kita hilang jati diri dirong-rong budaya barat kebaratan.

"Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat dielakkan. Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik, internet, dan telepon. Masyarakat perkotaan dipengaruhi terutama melalui reproduksi ’meme’ yang dilakukan oleh media massa (Chaney, 1996)."

Roda-Roda percepetan saran transpormasi menjdi salah satu sarana yg di gunakan budaya luar untuk memasuki indonesia karena medernisasi yg serempak disegala bidang sehingga anak bangsa ini tak sanggup untuk menyesuaikan diri dan  terbawa arus globalisasi yang kurang baik, Sipat yang dahulu nya sosial tinggi berobah menjadi sipat yang cendrung egoistik, dan tidak peduli sesama,inilah sipat yang dimiliki negara luar, yang diasumsi sekelompok atau hampir rata-rata pemuda saat ini,


bila melihat peran pemuda saat ini sangat berbeda jauh dengan peran pemuda sebelumnya. Pemuda kini hidup dengan dunia yg serba pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya globalisasi yg merasuki budaya indonesia lewat perkembangan teknologi dan impormasi yang sanagat memuikat, walaupun glolisasi tidak selalu membawa epek negatip tetapi ada pula positif nya , namun akibat  glolisasi di indonesia. Namun globalisasi di indonesia lebih banyak negatifnya dari pada positifnya, seperti pola hidup masyarakat yang lebih konsuntif, hedonis dan materialistic. Akibatnya, pemuda saat ini tidak lagi mempersoalkan masyalah globalisasi dalam dataran kebangsaan dan kenegaraan.

Tantangan semakin berat dalam menghadapi wabah globalisasi yang semakin sarat akan kepentingan politisi dan kepentingan prerorangan, Persatuan dan kesatuan terancam, Berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan terombang ambing tampa penyelesaian, Perobahan diharapkan pada rezim kepemimpinan soeharto tumbang, namun ternyata tidak juga terjadi bahkan repormasi dibawah kepemimpinan BJ Habibi, abdul rahman wahid Megawati bahkan susilo bambang youdoyono keadaan indonesia pada kodratnya tidak mengalami perobahan, yang ada kemerosotan yang terus berkesinambungan, korupsi dimana-mana, mafia hukum bertebaran dan aliansi-aliansi yang bercorak kebarat-baratan semakin merajalela dan terus merusak pola pikir pemuda cikal bakal penerus bangsa ini.

Peran pemuda yang dahulunya  adalah sosial control dan agent of cange, kini berbeda jauh dengan dengan peranan pemuda saat ini. Pemuda kini hidup dalam dunia yang paragmatis sebagai imbas dari dari guliran budaya global serta Modernisasi negatif yang merasuk budaya indonesia lewat perkembangan teknologi dan impormasi dengan gaya instans yang sangat memekat. Akibatnya pemuda saat ini tak lagi memikirkan idiologi dalam tataran makna, tetapi pada tataran perbuatan. itulah yang membuat pemuda pada saat ini lebih berkonsentrasi mengejar prestasi di bidang ekonomi, politik dan lain-lainnya

Bila kita amati prespektif pemuda pada saat ini , cendrung menilai ukuran kesuksesan seseorang, seorang anak bangsa tidak lagi diukur dari segi kejujuran yang bersih yang senantiasa mempunyai keberanian untuk membantu kepentingan bangsa dan kepentingan orang banyak. Ukuran di pandang terhortmat bagi seorang pemuda saat ini ialah ketika berhasil menjadi seorang suksek, punya harta bnyak, dan jabatan serta kedudukan tinggi, dan akhirnya kelak akan menjadi sarana memperkaya diri karna yang ada di pola pikir mereka kesuksesan seseorang tak lagi dinilai dari kejujuran, keikhlasan dan kebaikan namun di pandang dari segi materialistic.

ini adalah pandangan dan ciri khas anak bangsa pada saat dan zaman ini. Zaman era modernisasi yang amat di banggakan oleh beberapa oknum pejabat dan penguasa negara ini. sistem yang merusak seperti ini selalu di bumbui politk dari kalangan atas yang sengaja menanamkan politik ini, rakyat terus di tipu dengan sistem paragmatis, keidealisan pemuda dibayar dengan harga yang minim oleh para penguasa, setiap orang di tanamkan pola pikirnya untuk menjadi sesuatu bukan untuk menciptakan sesuatu, sehingga kita para pemuda lupa jati diri kita, lupa Tugas dan Pungsi kita.
dan akhirnya jadilah kita penindas-penindas baru, penipu penipu baru, koruptor koruptor baru.


Kita adalah orang-orang yang berjalan dalam barisan yang tak pernah berakhir.
Berdiri menantang para penindas dan penjajah negeri ini,
berteriak dan mengaum seperti singa.
tak pernah mundur walauberibu peluru menghantam.

ILMU DAN BAKTI KU BERIKAN DAMAI DAN AMAN KU PERJUANGKAN.
UNTUKMU SATU TANAH AIRKU, UNTUKMU SATU KEBANGSAANKU

Rabu, 19 September 2012

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

Nilai Dasar Pergerakan (NDP); Antara Dialektika dan Integrasi Gerakan

Kita mungkin masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang kira-kira artinya: “Perbedaan di antara umatku adalah Rahmat”, perbedaan yang kiranya difahami sebagai sebuah ragam pemikiran yang akan terjadi nanti setelah beliau wafat. Mungkin kita juga masih mengingat bahwa suatu saat beliau pernah bersabda ”Kalian semua lebih mengerti urusan kalian”, sebuah stateman yang keluar karena kecerobohan dirinya yang menyuruh seorang petani kurma untuk menyilangkan pohonnya sehingga hasil yang didapatkan tidak sebagus yang diinginkan.

Dengan fenomena seperti itu, tentunya Islam sudah menjadi agama yang berkembang dengan beragam pemikiran baik dalam hal profan atau sakral. Perkembangan peradaban yang tiada tara dan menjadi sebuah aset penting bagi generasi berikutnya. Tetapi, mengapa justru saat ini umat Islam mengalami gradasi pengetahuan. Kebodohan dan pembodohan terus merajalela sehingga Islam kini identik sebagai agama orang-orang yang bodoh dan miskin.

Zaman renaissance di barat, tepatnya kemunculan langit kebodohan yang kelam itu. Masa dimana justru orang-orang barat yang notabene beragama Kristen terlepas dari kejamnya belenggu agamawan yang menguras habis seluruh pemikiran brilian di zaman abad pertengahan. Sebut saja, Nicolaus Copernicus yang harus mati dipenggal karena menentang dogmatisme agama saat itu yang mengatakan tentang bumi sebagai pusat alam semesta dan yang lain berputar mengitari bumi serta mengatkan bahwa bumi ini berbentuk datar sehingga bumi ini jika ditelusuri maka pasti ditemukan ujungnya. Seperti itulah gambaran umat Islam saat ini. Gambaran yang sudah terjadi ratusan tahun silam di barat. Fenomena seperti itu datang menyerang umat Islam saat ini dan muncul berawal dari buku karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafudh al-Falasifah, buku yang mengupas habis seluruh pemikirannya yang skeptis terhadap pemikiran filsafat yang notabenenya memang spekulatif, walaupun banyak filsuf lain menduga ia telah kehilangan konsistensi pemikiran karena sebelumnya selama dua tahun ia belajar filsafat dan menulis buku berjudul Al-Maqasid al-Falasifah yang justru memuji pemikiran filsafat yang kritis.

Sejak itulah umat Islam menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan pemikiran ulama zaman dahulu adalah hal yang final dan tidak perlu ditelaah kembali. Pengkultusan terhadap seseorang membuat semua kejayaan masa lalu musnah tak tersisa, yang ada hanyalah kebodohan dan pembodohan massal dan tidak tahu kapan berakhirnya.

Fenomena di atas cukup sebagai pembelajaran bagi kita, generasi muda umat Islam, agar tidak terjadi lagi untuk ke sekian kalinya. Cukup lama sudah kita terbelenggu oleh jahatnya pembodohan, kini saatnya kita mulai berfikir kritis, apalagi jika kita adalah seorang kader organisasi pergerakan yang sejatinya terus begeliat mencari makna. Dengan berfikir melalui paradigma kritis-transformatif, kita akan terus berfikir bebas tanpa rasa takut akan kehilangan esensi ke-Tauhid-an, karena di sini kita dituntut untuk berfikir free from dan free for (bebas dari dan bebas untuk) tanpa melupakan bahwa harus ada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Allah dan alam, karena tanpa keharmonisan hubungan antara manusia, Allah dan alam, apalah artinya seorang manusia.

Lebih lanjut, kita juga dituntut untuk berfikir dengan melihat demarkasi (garis pemisah) yang tegas antara wilayah profan (keduniaan) dan sakral (keagamaan), sehingga tidak ada lagi sekularisme (ateisme, tanpa Tuhan) dalam berfikir, yang ada adalah sekularisasi (proses berfikir dengan batas demarkasi antara wilayah profan dan sakral).
 
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
Mukadimah 

Senantiasa memohon dan menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala kebenaran dan tujuan hidup. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali nilai-nilai ideal-moral, lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai dasar Pergerakan (NDP) PMII. hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motivasi pergerakan dan sekaligus memberikan legitimasi dan memperjelas terhadap apa saja yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya organisasi ini.
NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh warga PMII harus memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara personal atau secara bersama-sama, dalam medan perjuangan social yang lebih luas dengan melakukan keberpihakan nyata melawan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan, dan tindakan-tindakan negative lainnya. NDP ini, dengan demikian senantiasa memiliki kepedulian sosial yang tinggi (faqih fi mashalih al-kahliq fi ad-dunya atau faham dan peka terhadap kemaslahaatan mahluk dunia). 

BAB I
ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN

ARTI
NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman (kemerdekaan/tawasuth/al-hurriyah, persamaan/tawazun/al-musawa, keadilan/ta’adul, toleran/tasamuh) dan ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama dan ras; beribu pulau; persilangan budaya) dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari, memberi spirit dan élan vital pergerakan yang meliputi cakupan Iman, Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup didunia dan akhirat. 

Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlusunnah wal Jama’ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima’i (perubahan sosial) untuk mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis transformatif.

FUNGSI
A. Kerangka Refleksi (landasan berpikir)
Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal. Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus keberbagaian ruang dan waktu (muhkamat, qoth’i). Karenanya, kerangka refleksi ini menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dll.

B. Kerangka Aksi (landasan berpijak)
Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga pergerakan menguli, memperkuat atau bahkan memperbaharui rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah (mutasyabihat, dzanni).

C. Kerangka Ideologis (sumber motivasi)
Menjadi satu rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial yang diangankan secara bersama-sama secara terorganisir.
Menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang memberi tempat bagi demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.

KEDUDUKAN
a. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivis pergerakan.
b. NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.

BAB II
RUMUSAN NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN

TAUHID
Mengesakan Allah SWT. Merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, didalamnya telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.
  • Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Allah adalah dzat yang fungsional.
  • Kedua, Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib.
  • Ketiga, Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan lewat perbuatan.
Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah sekelilingnya. Hal ini dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang profan dan sakral.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaan-Nya yang lain. Kedudukan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuannya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.
 
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA
Tidak ada yang lebih antara yang satu dengan lainnya, kecuali ketaqwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong, saling menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama. 

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaran sesama warga Negara dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan manfaat maksimal untuk diri dan lingkungannya.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
Alam semesta adalah ciptaan Allah. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam juga menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan manusia. Namun Allah menundukkan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan kepada Allah. Allah mendudukkan manusia sebagai khalifah, sudah sepantasnya manusia menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya, bukan menjadikannya sebagai obyek eksploitasi. 

Salah satu dari hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan dan hukum tersendiri. Alam didayagunakan dengan tidak mengesampingkan aspek pelestariannya.

BAB III
PENUTUP
 
Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dipergunakan sebagai landasan teologis, normative dan etis dalam pola piker dan perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini dasar-dasar tersebut ditujukan untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah, berbudi luhur, berilmu cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya serta komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat Indonesia, Sosok yang dituju adalah adalah sosok insane kamil Indonesia yang kritis, inovatif dan transformative yang sadar akan posisi dan perannya sebagai khalifah dimuka bumi.
 
 
 
  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Mars PMII

Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa, penegak agama
Tangan terkepal dan maju kemuka

Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya
Islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur

*Reff :
Denganmu PMII
Pergerakanku
Ilmu dan bakti, ku berikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku

Inilah kami wahai Indonesia
Satu angkatan dan satu jiwa
Putera bangsa bebas meerdeka
Tangan terkepal dan maju kemuka

Denganmu PMII
Pergerakanku
Ilmu dan bakti, ku berikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku








Selasa, 18 September 2012

Era Globalisasi


Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan zaman mengalami kemajuan yang sangat pesat, mulai dari segi iptek, sosial, budaya dan politik, sehingga era globalisasi telah menjadikan dunia menjadi sempit dan transparant. Untuk melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh penjuru dunia bagai melihat keluar jendela rumah, dimana semua rumah bahkan mereka yang sedang dalam perjalanan mampu mengakses Informasi yang ada di belahan bumi ini.
Peristiwa apa yang terjadi dibelahan bumi utara dalam waktu yang singkat dapat di dengar dan dilihat di belahan bumi lainya, jalan menuju ke negara lainnya pun semakin terbuka dan mudah untuk di singgahi, namun ada yang hilang, ada yang mulai di singkirkan, dilupakan atau mungkin diingat, diketahui namun sengaja dilupakan, budaya bangsa, etika dan norma-norma santun secara tidak langsungpun tersingkirkan di era globalisasi ini.
Budaya antar bangsa yang melebur dan membaur yang saling memperngaruhi, hingga menjadi gaya hidup global, menjadi tanda keterpurukan dan tersingkirnya budaya lokal.
Menurut aktris yang sekarang menjabat sebagai anggota komisi IX DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka, generasi muda Indonesia diduga tengah mengalami krisis kebudayaan dan krisis kepercayaan. Menurutnya, krisis tersebut ditengarai lahir dari ketidaksiapan masyarakat menerima globalisasi.
Rieke Diah Pitaloka menganalogikan adanya ketidayakinan terhadap budaya lokal membuat masyarakat seperti 'tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri'. "Jangan sampai kebudayaan lokal hilang di era globalisasi ini tetapi harus semakin baik." Papar beliau di situs pribadinya www.riekediahpitaloka.com.
Kebudayaan, masih menurut Rieke Diah Pitaloka adalah pembentuk kepribadian bangsa. Namun yang terjadi, masyarakat justru terbawa oleh arus globalisasi. Sehingga, kebudayaan lokal malah ditinggalkan dan dianggap ketinggalan jaman.
Sudah selazimnya, kaum muda bergerak gesit dan dinamis. Tingkah lakunya seringkali diperhatikan dan dianggap penting. Mungkin karena ada istilah bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Dalam berbagai aspek, mereka dituntut untuk menjadi konseptor, juga pelopor. Kaum muda mempunyai cara khas dan independen dan tak perlu menunggu sokongan lembaga pemerintahan ketika menumbuhkan dan menjaga rasa bangganya terhadap kebudayaan lokal.
Menyoal rasa bangga pada budaya, realita di kalangan muda pada saat ini sangat jauh api dari panggang. Seiring globalisasi, kebanyakan remaja cenderung menggandrungi budaya luar. Hal ini semakin mengental didukung media massa yang ikut menjadi promotor trend. Belakangan, sebagai contoh konkret, sebagian kalangan remaja terjangkit “demam K-pop” alias mengidolakan Boy and Girl Band asal Korea, termasuk artisnya yang unyu-unyu.
Selain hapal lagu dan gerakan tarinya, akhirnya sebagian kalangan muda ini, juga penasaran dengan bahasa, cara berpakaian dan kebiasaan lainnya di Korea. Dari penasaran, berlanjut pada keinginan mempelajari budaya negeri asal ginseng itu. Fakta ini menjadi ironis ketika para remaja itu ditanya tentang bahasa daerahnya sendiri: mereka hanya bisa nyengir sambil garuk-garuk kepala.
Di situasi global ini, dimana berbagai kebudayaan saling berbaur dan bergerak dinamis, para pemuda dituntut tampil spesial, berbeda dan tetap bangga dengan ciri khas budayanya. Kaum muda harus merasa beruntung, karena Indonesia memiliki kekayaan budaya yang banyak dan beragam.
Bekal utamanya tiada lain, yakni rasa percaya diri. Tinggal bagaimana masing-masing personal dari kaum muda tersebut memilih, mau melupakan dan ikut-ikutan zaman modern yang ‘tak keruan ini, atau sebaliknya, menunjukkan sikap bangga lalu mengekspresikannya dalam bentuk nyata. Membuktikan kepada orang-orang di lingkungan sekitar dan juga dunia.
Pemuda berkuasa atas tindakannya. Maka seharusnya kaum muda terus bergerak untuk menunjukkan dan menjaga identitasnya, agar ‘tak kehilangan jati diri.

Senin, 17 September 2012

kota tampa keadilan

deru bising jalanan menghantam dinding kesabaran.
gertak muak dan ego menghajar sendi-sendi kesabaran.
ingin ku bakar dan ku hajar mereka yg bising di pinggir jalan.
agar suasana hining tenang dan santai tak penuh bising.

aku muak melihat mereka,
aku bosan mendengar suara kendaraan.
aku ingin tenang dalam hening ketikan.
agar lancar dan lanjut pikiran.

inilah kota Durjana.
bising kelam dan ribut tiada akhir henti.
siang malam kacau bak benang layang-layang.
sembraut pekat dan gelap dalm malam.

inikalah kota tampa keadilan.

uang harta dan jabatan nilai sejati pencarian.
hingga memojokkan rakyat kecil dipojok jaln kenangan.
usang dan berdebu penuh hinaan.

inilah kota metropolitan.

kota yang paling anti keadilan.
harta dan jabatan penentu langkah maju kedepan.

emosi sang petualang berceceran.
menyumpah dan mengutuk kota miskin keadilan.
agar sadar para setan-setan yg berdiri menghujam.
kami rakyat kecil juga butuh di perhatikan.

Minggu, 16 September 2012

kisah nyata






Satu gereja masuk Islam benarkah? Semoga ALLAH mengijinkan kita menjadi pemuda seperti beliau, Amiiin….. Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Rabu, 22 Februari 06 Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.


Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gerejayang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.



Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.


Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan! Sang pendeta pun mulai bertanya,


Sebutkan:


Satu yang tiada duanya,

Dua yang tiada tiganya,
Tiga yang tiada empatnya,
Empat yang tiada limanya,
Lima yang tiada enamnya,
Enam yang tiada tujuhnya,
Tujuh yang tiada delapannya,
Delapan yang tiada sembilannya,
Sembilan yang tiada sepuluhnya,
Sepuluh sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
Sebelas yang tiada dua belasnya,
Dua belas yang tiada tiga belasnya,
Tiga belas yang tiada empat belasnya.

Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu- kainya?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yg terpelihara dari batu itu?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!


Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca basmalah ia berkata,


Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.


Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) .


Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali

dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.


Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.


Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.


Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).



Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,

“Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).


Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *


Sepuluh sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).



Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.


Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,

“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).


Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.



Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).

Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.


Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”



Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).


Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.


Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).


Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).


Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2)



Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.



Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.



Pemuda ini berkata, “APAKAH KUNCI SURGA ITU?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.



Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! “

Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. “


Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.”

Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: ASHADU AN LA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.”


Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**



Subhanallah…!!

(Semua itu tentu dengan Ilmu……)

Membangun Pola Pikir Bangsa Indonesia yang Demokratis,Memiliki Daya Saing dan Spirit Nasionalisme

Sesungguhnya masih ada satu lagi pergeseran kalau ditanya tentang makna kemerdekaan yang belum terungkap yaitu kemerdekaan atas ancaman Fatwa MUI dan satu lagi ancaman kalau kita berbeda pendapat kemudian digerebek sama FPI. Hal ini merupakan bagian dari ketidak merdekaan atas refleksi kemerdekaan dibidang keyakinan hidup beragama, yang kemudian menjadi pertanyaan kita bersama. Sahabat-sahabat sekalian, seandainya manusia pada usia 60 tahun yang paling bahagia adalah kalau sudah menimang cucu, tetapi pada sebuah bangsa yang sudah mencapai usia kemerdekaan genap dalam usia yang ke 60 tahun. Dari refleksi kita hari ini apakah negeri kita sudah makmur atau belum? Sudah adil apa belum? Bangsa kita sudah sesuai dengan cita-cita kemerdekaan apa belum? Sebagaimana yang tercantum dalam statuta kemerdekaan dan yang tercantum pula dalam UUD 1945 yang oleh kawan-kawan saya disepakati untuk tidak di amandemen oleh siapapun dan bangsa Indonesia manapun.Andai saja orang-orang PKS seperti Mustofa Kamal semuanya, selesai sudah persoalan bangsa ini. Tapi persoalannya semenjak saya berkumpul dengan beliau selaku senior saya waktu menjabat ketua senat di UI dulu yang punya pemandangan seperti Mustofa Kamal dari sekian banyak jumlahnya, ya Mustofa Kamal sendiri dari dulu, karena akan menjadi persoalan tersendiri nantinya. Sahabat-sahabat sekalian setidaknya di tengah kemerdekaan Indonesia yang genap berusia 60 tahun ini, padahal sudah sering saya sampaikan di depan kader-kader PMII ternyata masih tetap belum mengalami perubahan yang sangat berarti bagi bangsa ini.
Pertama, yang masih menjadi persoalan adalah hubungan sipil dan militer, ini sejak Indonesia merdeka sampai sekarang masih belum selesai hingga ini akan menjadi bisul sampai kapan pun kalau tidak diselesaikan, setiap ada calon Presiden, ada calon Kepala Daerah yang berasal dari militer masih saja ada aktivis terutama PMII, KONTRAS, KOMNAS HAM, pasti akan membentangkan spanduk dengan pernyataan tolak militer dan sebagainya, hal ini menjadikan problem yang harus cepat dilakukan redefinisi bagaimana pola hubungan sipil-militer yang sesuai, hingga ada platform bersama.
Kedua, yang perlu diselesaikan yaitu hubungan agama dan negara, ketika ada kasus seperti Ahmadiyah sebagai salah satu contoh yang semua itu harus diyakini sebagai bentuk kebebasan berpikir, kebebasan beraliran yang semua itu dilindungi oleh Undang-Undang Dasar. Perkara benar atau tidak benar itu urusan lain, perkara sah atau tidak sah itu urusan lain, karena perkara sholat atau tidak sholat juga perkara lain, perkara mengakui Nabi-nya itu si batu atau si badui juga perkara lain. Tapi dia masih baik karena punya keyakinan dari pada tidak punya keyakinan dan hal ini juga dilindungi oleh undang-undang dan itu Undang-Undang dasar 1945. Tapi dalam kenyataan yang ada masih saja ada pihak-pihak yang menyerukan fatwa, serta fatwa itu diserahkan kepada pemerintah dengan secara paksa untuk menyetujuinya bahkan mengakui dan merespon fatwa tersebut. Hal ini menandakan masih banyak masalah antara hubungan agama dengan negara, banyak sekali yang belum disadari antara warga negara bahwa yang namanya agama adalah urusan private domain atau urusan individu masing-masing warga negara, sementara negaranya hanya mengurusi administrasi, keamanan dan lain sebagainya, sebagaimana mengacu pada bentuk sebuah negara modern inilah yang menjadi inti persoalan yang kedua.
Persoalan yang ketiga, yang sampai sekarang sedang hangat-hangatnya yaitu kasus Papua dan Aceh adalah refleksi dari belum tuntasnya hubungan pusat dan daerah, kita tidak pernah mempunyai konsep keadilan dan kesejahteraan yang optimal antara pusat dan daerah pada satu sisi undang-undang otonomi daerah yang lama dimaknai suatu konsep yang daerah sentris, sebaliknya pada pola jaman Orde Baru dimaknai terlalu pusat sentris karena itu perlu adanya suatu keseimbangan bagaimana hubungan pusat dan daerah itu dijembatani. Munculnya ketidakpuasan di Papua, munculnya pemberontakan di Aceh bahkan dulu waktu masih Timor timur bersatu dengan Indonesia juga terjadi, itu merupakan refleksi dari ketidakadilan antara pusat dan daerah.
Keempat, yaitu problem demokrasi versus nasionalisme, hal ini sangat berbahaya ketika negara tersebut ditarik dalam sebuah keran demokrasi, tapi kemudian orang banyak memaknai seakan-akan idiom demokrasi itu tidak lahir dari rahim kebudayaan Indonesia. Bahkan demokrasi seolah bukan kosa kata dari Indonesia, bahwa demokrasi yang berindikasi pada sebuah kebebasan, pengakuan hak-hak seseorang, persamaan, keadilan dan sebagainya sebagai jargon barat yang harus dilawan serta dihadapkan dengan kultur Indonesia atau dengan isu-isu nasionalisme. Salah satu implikasi demokrasi dalam bidang ekonomi adalah privatisasi yang kemudian dihadapkan dengan nasionalisme padahal tidak ada kaitannya antara dunia privatisasi dengan dunia nasionalisme. Hal tersebut masih ada (merupakan) persoalan yang mengganjal di tengah-tengah kita oleh karena itu problem yang muncul ke tengah-tengah kita sekarang di antara keempat (hal) ini maka harus diselesaikan secepat mungkin pada kurun waktu Indonesia merdeka yang ke 60 tahun ini.
Pelan-pelan tapi pasti karena persoalan ini tidak hanya pada persoalan yuridis formal semata, tapi ini adalah persoalan mentalitas, pola pikir bangsa Indonesia dalam kerangka konsep dan paradigma ke-Indonesiaan yang utuh, komprehensif dan utuh. Sehingga dapat dimaknai sebagai suatu kerangka negara yang pada satu sisi adalah demokratis, memiliki daya saing tinggi tetap mempunyai spirit nasionalisme yang kuat, itu kata kuncinya. Untuk memenuhi itu semua dibutuhkan elemen yang sangat penting yakni bentuk pengawasan DPR terhadap pemerintah. Kalau kita coba analisis serta bandingkan antara DPR periode 1999 sampai dengan 2004, itu banyak sekali berbagai bentuk produk-produk hukum dalam bentuk undang-undang dengan istilah kosa kata rekan-rekan di DPR pada waktu itu dikatakan alamnya, alam nasroh karena banyak sekali prodak politik dan undang-undang yang dibuat.
Kemudian pengawasan apa yang disampaikan oleh DPR itu selalu mempunyai resonansi yang kuat di tengah-tengah eksekutif tetapi alam nasroh ini sudah berubah ketika DPR periode 2004 refleksi sampai 10 bulah terakhir ini berbagai akrobasi politik sebagai bentuk pengawasan yang dilakukan oleh saudara saya Faisal dari F-PKB dan kawan-kawan mau membuat interpelasi, angket ini, angket itu dan sebagainya. Semuanya tidak ada yang menjadi produk politik, semuanya mentah dan ujung-ujungnya hanya selesai di atas meja, yakni oleh para pimpinan fraksinya masing-masing. Hal ini juga suatu bentuk pengawasan anggota DPR terhadap pemerintah.
Tentang kegagalan para pemimpin negeri ini, dalam konteks demokrasi memang ini suatu pembelajaran yang sangat besar bagi kita semua. Karena kita belum pernah mengalami sebuah fase dimana proses demokrasi, stabilitas dan kemakmuran menjadi satu dari ketiga unsur tersebut menjadi penting dalam membangun sebuah negara, kalau kita mengutip apa yang disampaikan pada awal-awal Orde Baru bangkit oleh mantan Presiden Direktur ford foundation yaitu John Jean Jericksen ia mengatakan di dalam kancah demokrasi harus ada empat elemen yang menyertainya, yang pertama adalah Freedom Society atau kemerdekaan (kebebasan) masyarakat dalam konteks ini kita sekarang mengalaminya. Apa saja dapat dilakukan, bahkan ada satu istilah pada kalangan aktivis, segala hal sekarang ini kita dapat lakukan aktivitas dari mulai tidur sampai dengan tidur lagi. Namun ada dua hal yang tidak bebas yaitu merokok di pom bensin (SPBU) dan pakai alas kaki di dalam masjid karena kalau merokok di tempat pom bensin mesti meledak, sementara kalau pakai alas kaki di dalam masjid pasti akan terjadi huru-hara seperti yang terjadi di Tanjung Priok dulu.
Pada era Soekarno pengembangan elemen kebebasan itu sangat bebas sekali, tapi tidak stabil, yang terjadi adalah pemberontakan dimana-mana. Sebaliknya pada zaman Soeharto anti tesa pada zaman Soekarno kondisi negara sangat stabil, tapi tidak ada kebebasan sama sekali. Jadi kalau misalnya saya jadi anggota DPR dari partai Golkar pada zaman Soeharto, hadir pada acara seperti ini jangan-jangan besok akan ada SK pemecatan buat saya. Tapi karena memang sekarang landscape-nya berbeda jadi boleh-boleh saja. Sedangkan pada zaman Gus Dur semua hal sangat bebas dan juga sangat tidak stabil, kondisi negara, segala hal dibicarakan sebebas-bebasnya. Jamannya Mbak Mega otokritiknya masih agak bebas walau tak sebebas zaman Gus Dur, pemerintahannya juga kurang stabil, penggusuran terjadi dimana-mana. Serta rekan-rekan anggota DPR dari PDIP juga agak kurang bebas terutama sama suaminya Mbak Mega.
Kita berharap banyak sama pemerintahan SBY sekarang yang dipilih langsung oleh rakyat serta mendapat mandat langsung dari rakyat, agar selain mendapat kebebasan juga stabilitas dan kemakmuran dapat tercapai. Karena pada alam demokrasi tidak hanya harus ada elemen freedom society, melainkan kedua elemen lainnya juga harus terpenuhi sebagai penopang dari demokrasi itu sendiri. Selain itu terhadap aktivis pejuang demokrasi juga terdapat social order (ketaatan sosial). Ketiga, adanya law inforcement, sementara yang keempat adalah sebagai muara terakhir dari tujuan demokrasi itu sendiri dengan terciptanya suatu kesejahteraan masyarakat yaitu Welfare Society. Tapi kalau hari ini negara kita menyatakan sudah berada pada alam demokrasi, tapi kenyataanya tidak adanya kesejahteraan di dalam masyarakatnya, kita wajib untuk mengevaluasi sistem kenegaraan yang kita bangun, karena dari sistem yang kita buat adalah terciptanya kesejahteraan sosial dalam masyarakat.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Amartya Sen yang sempat meraih nobel berasal dari India dalam bukunya menyatakan bahwa semakin demokratis suatu bangsa maka akan semakin sejahtera bangsa itu. Permasalahannya di Indonesia sudah begitu luas karena begitu demokrasi dibuka, apakah ada tanda-tanda kesejahteraan? Nampaknya tanda-tanda kesejahteraan itu sudah mulai ada dalam konteks terciptanya kesejahteraan, serta hendaknya pemerintah dengan tegas untuk secepatnya menaikkan harga BBM. Kenapa? karena pada satu sisi memang kenaikan harga BBM itu sangat menyakitkan, tapi tidak ada pilihan lain bagi sebuah negara yang menganut demokrasi tidak ada yang namanya subsidi, tapi karena tidak ada keseimbangan di dalam masyarakat, maka tugas pemerintah adalah menciptakan sebuah kondisi yang demokratis, tapi tidak terciptanya kesenjangan sosial pangkal persoalannya kan disitu.
Problem hari ini kenapa masih banyak mahasiswa yang selalu protes ketika BBM dinaikkan karena dengan asumsi tidak sesuai dengan standar harga. Sementara pelayanan pemerintah terhadap masyarakat pun tidak sesuai dengan daya beli masyarakat padahal standar yang terjadi pada harga kopi, besi, baja, semen dan sebagainya sudah menggunakan standar harga internasional sehingga harganya melambung tinggi. Sementara kualitas pelayanan birokrasi tidak menggunakan standar internasional yang sama, hal itu seharusnya juga menggunakan standar yang sama. Kita ambil contoh, misalnya Estonia sebuah negara kecil yang penduduknya sekitar satu juta seratus orang, merdeka pada tahun 1993 karena merupakan pecahan dari Uni Soviet. Negara ini dijadikan pilot project oleh Michael Volter dalam bukunya on competition isinya menarik sekali tentang suatu konsep negara kesejahteraan, dengan berbagai sistem teknologi komunikasi yang luar biasa. Padahal dulunya negara yang miskin, mereka ikut komunis. Setelah Uni Soviet pecah kemudian memerdekakan diri dengan melakukan reborn menjadi sebuah negara yang demokratis, hingga pada tahun 2001 telah masuk dan memenuhi syarat, hingga diterima menjadi masyarakat ekonomi eropa dan menjadi bagian dari negara Uni Eropa dengan income perkapitanya sebesar $ 9000 US, bandingkan dengan Indonesia yang hanya sekitar $ 700 US, itu juga tidak merata.
Saya ingin mengatakan, negara yang masih mensubsidi itu pelan-pelan dicabut karena itu sebuah keniscayaan, jadi kalau kalian juga mau protes itu juga bagian dari keniscayaan karena kalian mahasiswa. Bukan mahasiswa kalau tidak protes dan kalau tidak demonstrasi nantinya tidak mendapat perhatian dari yang lain. Maksud saya adalah kalau pemerintah menaikan harga BBM adalah keniscayaan tapi kalau pemerintah di demo mahasiswa habis-habisan juga keniscayaan. Paling kuat juga cuma satu bulan. Pada tanggal 14 maret tahun 1971 almarhum Subchan ZE diwawancarai oleh harian Pedoman Indonesia yang di pimpin oleh Rosihan Anwar ketika ditanya persoalan utang Indonesia termasuk komentar soal korupsi Pertamina yang dilakukan oleh Ibnu Sutowo kalau saja persoalan ini ditindaklanjuti oleh pemerintah saat itu, mungkin Indonesia akan terus-menerus menjadi pengekspor minyak di dunia, lantas apa yang dijawab oleh almarhum Subchan  ZE “tidak ada sesuatu yang baru di bawah terik matahari ini.”                  
Berkaitan dengan pertanyaan mengenai lemahnya kinerja legislatif, ada beberapa analisa yang mengatakan mengapa fungsi pengawasan DPR tahun 2004 sampai sekarang tidak efektif bahkan tidak mendapatkan resonansi dan respon yang positif dari eksekutif sehingga banyak anggota DPR yang mengatakan bahwa DPR yang sekarang itu alamnya, alam taro, jadi kalau alam taro itu nunggu barhasil kalau ada burung ababil datang. Ada banyak analisis tentang itu, pertama bentuk arogansi pemerintah, mentang-mentang pemerintah sekarang memiliki legitimasi yang kuat bila di banding dengan DPR, karena pemerintah dipilih secara langsung oleh rakyat hingga merasa memiliki total and full legitimasi. Sementara anggota DPR hanya dipilih oleh sekitar, ada yang dipilih dengan jumlah 2 ribu, 17 ribu, ada yang di pilih 23 ribu seperti saya ini, tidak tahu Faisal (F-KB) jumlahnya berapa? Sehingga kita ibarat kalah awu (baca: kuat), kalah legitimasi dengan Presiden apabila dibandingkan 40 juta sampai dengan 60 juta pemilih, putaran pertama 35 juta sementara putaran kedua ada sekitar 65 juta pemilih. Hal ini yang membuat pemerintah merasa memiliki legitimasi lebih tinggi.
Kedua, mengapa peran pengawasan DPR tidak efektif dan tidak memiliki respon dan resonansi politik yang sangat kuat dari pemerintah, sehingga segala produk hukum dan produk politik di DPR sampai dengan sepuluh bulan ini baru sekitar dua buah undang-undang yang di ketok oleh DPR. Ternyata undang-undang yang dibuat oleh anggota DPR itu adalah undang-undang yang tidak bermanfaat banyak terhadap rakyat kecil yaitu mengenai industrial yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan petani atau rakyat, dan undang-undang RAPBN. Seharusnya hal seperti ini dijadikan rutinitas tahunan. Kalau pemerintah dan DPR membuat suatu rancangan APBN. Akhirnya anggota DPR itu, walaupun ternyata terpaksa dibuat, karena kalau tidak disahkan nantinya tidak dapat bagian fraksi-fraksinya, terutama yang menyangkut panitia anggaran yang ada disini yaitu pak Yacobus (F PDI-P) dan Faisal.
Ketiga, adalah ketidakseimbangan berbeda dengan dahulu, mengapa dulu peran dari DPR sangat penting, karena kekuatan oposisi dengan kekuatan pemerintah lebih kuat kekuatan oposisi, dulu pada waktu jaman Gus Dur praktis hanya PKB dan 1/3 dari PDI-P yang mendukung Gus Dur, tetapi sekarang praktis yang menjadi oposisi murni hanya PDI-P kalau Faisal hanya mengikuti walau hanya sedikit-sedikit, karena landscape yang tidak seimbang ini, apapun yang dilakoni oleh PDI-P bisa ditakar oleh kekuatan politik pendukung dari pemerintah paling maksimal sekitar 150 versus 400 yang mendukung pemerintah. Berbeda seandainya dulu, misalkan koalisi kebangsaan masih utuh, itu lain hal ceritanya, pasti dunia demokrasi akan lebih menarik. Kalau hangat-hangat sedikit, mahasiswa juga memiliki peran untuk demontrasi, kalau tidak ada hangat-hangat sedikit sampai tidak ada kegiatan, buatannya hanya selamatan seperti ini, yang menandakan bahwa membuat fungsi pengawasan seolah tidak ada. Hal ini menimbulkan pendapat-pendapat yang ada kalau menurut saya sebagai rekomendasi adalah dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan atau analisis.
Keempat, memang kualitas dari anggota DPR sangat tidak mumpuni, sehingga tidak punya resonansi yang kuat, tapi kalau tidak mempunyai kualitas saya tidak percaya karena disitu ada Didik J. Rachbini. Ada orang hebat, termasuk ada saya juga, kok masih begini kalau dikatakan tidak hebat, yang jelas tidak seperti itu. Oleh karena itu, saran saya ke depan kalau fungsi pengawasan ini dibiarkan berjalan seperti sekarang ini akan tidak baik, rekomendasi saya adalah pertama tidak ada pilihan lain ke depan harus ada distrik pemilihan DPR, supaya legitimasi DPR dengan legitimasi pemerintah sama. Hingga pemerintah tidak lagi merasa arogan, mentang-mentang tidak bisa menjatuhkan kemudian dia tidak mendengarkan aspirasi dari anggota DPR, ini yang pertama.
Kemudian yang kedua ketika landscape politik dimana posisi DPR lemah seperti sekarang, yang dilakoni oleh PDI-P dalam situasi seperti ini, maka mau tidak mau dalam rangka meningkatkan kontrol terhadap pemerintah harus dapat melibatkan atau berkoalisi dengan kelompok civil society agar lebih massif gerakannya serta lebih banyak berkoalisi dengan LSM, mahasiswa dan rakyat serta kelompok-kelompok lain, agar dapat melakukan pressure dan melakukan pengawasan kepada pemerintah. Alhasil ketika oposisi melemah maka sangat dibutuhkan gerakan ekstra parlementer ini ketika parlemen tidak berfungsi, atau tidak sensitif terhadap problem yang ada. Tapi menurut saya sampai saat ini Golkar selalu sensitif dan selalu responsif sehingga tidak perlu ada kekutan seperti itu.

Tragedi WTC


Siapa sangka Kejadian 11 september 2001 ini terdapat dalam Al- Quran. Ternyata Allah telah memberikan kabarnya 14 abad yang lalu tanpa diketahui oleh manusia. Ini adalah salah satu mukjizat Al-Qur’an yang telah membuktikan kejadian pada masa yang akan datang. Tragedi WTC ada dalam Surah At-Taubah Ayat 109 : Terjemahan “Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada
Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang- orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh , lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Zalim.” Disitu disebutkan keruntuhan sebuah bangunan karena yang mendirikannya adalah orang -orang yang zalim.

Pada Surah At-Taubah di atas telah disebutkan kata ditepi jurang yang runtuh yang dalam arabnya “JURUFIN HAR”. ulama tafsir dulu menterjemahakan kata ini sebagai “tepi jurang yang runtuh” ternyata 14 abad kemudian kata tersebut menjadi nama sebuah jalan dikota New York tempat berdirinya WTC, iaitu : Jalan JERF HAR. Subhanallah !! Kita ingat kejadian Gedung WTC runtuh pada tanggal 11-9-2001 . Mari kita lihat beberapa kesamaan (yang mestinya bukan hanya kebetulan semata-mata ) :

1. Tanggal 11 adalah tanggal terjadinya tragedi WTC , apakah suatu kebetulan bila surat At Taubah terletak pada juz ke 11 .

2. Bulan terjadinya tragedi itu adalah bulan September (bulan ke 9) , apakah secara kebetulan jika surat At Taubah berada pada urutan ke 9 dari Alquran.

3. Tahun terjadinya tragedi itu adalah tahun 2001 , apakah secara kebetulan pula bila jumlah huruf dalam surat At Taubah terdiri dari 2001 huruf.

4. Jumlah tingkat di gedung WTC ada 109 tingkat, sekali lagi apakah mungkin kebetulan – berulang sampai 4 kali – bila hal tersebut sudah tertulis dalam Surah At Taubah ayat 109 .

SubhanAllah, Maha Suci Allah dan sungguh benar Muhammad adalah Rasul-Mu ! Sungguh benarlah firman-Mu : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda ( kekuasaan) Kami di segenap penjuru langit dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahawa Al Qur’an itu adalah benar. (Al Qur’an, surah Al Fushshilat 53) Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Allahu Akbar !



Sabtu, 15 September 2012

Doa sejati.

 














Ya Allah,
jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu,




Ya Allah,
jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu,

Ya Allah,
jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu...

Ya Rabbana,
jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling dari hati-Mu...

Ya Rabbul Izzati,
jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu...
Ya Allah,
jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu... 

 Ya Allah,
jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu...


Ya Allah,
 jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu...

Ya Allah, 
jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehinggah melupakan aku
pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu...

Ya Allah 
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwa-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.

Kukukanlah Ya Allah ikatannya,
kekalkanlah cintanya,
Tunjukilah jalan-jalannya,
Penuhilah hati-hati ini,
Dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar...

Lapangkanlah dada-dada kami
dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan
bertawakal di jalan-Mu...



Teruntuk ; Syarifah Laili Al-Banjari..
demi allah engkau yg pling ku cinta.

SBY Mandul


”Saya menolak memaksa mahasiswa untuk membayar lebih banyak atau menghapus tunjangan kesehatan orang miskin, cacat, dan berusia lanjut, dan terus akan menolak pemotongan pajak untuk orang-orang yang kaya.”

Kutipan di atas adalah pidato Presiden susilo Bambang Yodoyono untuk ikut kembali dalam pemilihan periode empat tahun ke depan,

Katanya lagi, ”

Selama saya jadi presiden, saya takkan pernah minta kepada keluarga kelas menengah untuk membayar pajak lebih besar hanya semata-mata untuk membantu orang kaya membayar kewajiban pajak mereka! Kenapa begitu? Sebab itu bukan indonesia yang kita mau!”

Pidato SBY menggetarkan bukan karena menggunakan bahasa biasa, matematika biasa, dan logika yang gampang dicerna. Dia tahu apa yang harus dikatakan dan yang paling tidak. karena dia meyakinkan rakyat pemilihnya bahwa indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik. Dia tunjukkan rutenya lewat program-program yang paling mendasar: kepastian tentang keadilan sosial yang bisa dilalui bersama.

Menyaksikan SBY bicara 39 menit menukik ke persoalan paling penting, yaitu kewarganegaraan, kepala penuh dengan pertanyaan sederhana: apakah saya sudah merasa dilindungi di negara sendiri?

Apakah presiden saya sudah melindungi saya seperti bapak melindungi anak-anaknya?

Apakah dia memikirkan saya yang berpenghasilan pas-pasan dengan pengeluaran terlalu banyak?

Apakah dia memikirkan dana pensiun rakyat?

Apakah dia resah dan berdoa untuk keselamatan rakyatnya yang 200 juta lebih?
Apakah UUD 1945 digunakannya untuk melindungi hak-hak dasar saya?


"Saya tidak yakin dia memikirkan itu"


Raut wajah presiden terlalu muram di depan publik dan malah cenderung pemarah. Mungkin dia bahagia ketika mencipta lagu, tetapi rakyat tidak butuh itu. Rakyat membutuhkan pemimpin yang memberikan harapan bahwa bahagia itu tak terlalu jauh di depan mata. Rakyat butuh presiden yang bisa membangkitkan harga diri. Bukan dengan monolog mitos-mitos romantis bangsa besar, bukan dengan pencapaian statistik, bukan dengan instruksi-instruksi moralitas di depan TV, tetapi presiden yang bisa memahami perasaan rakyat yang terlalu lama menunggu perbaikan nasib setelah sekian lama merdeka.


kesamaan indonesia dengan amerika :
Sama-sama percaya pada demokrasi walau dikuasai korporasi,

kerepotan dengan utang dan jumlah pengangguran rakyat tinggi,
serta diancam oleh terorisme. Bahkan, secara kultural ada miripnya: sama- sama religius, fobia komunisme, dan secara alamiah multietnis. Kita sama-sama jatuh-bangun, sakit, dan terancam oleh ”musuh” dari luar dan dari dalam.

Bedanya, Amerika berusaha sembuh dan bangkit: kita tidak!
Bedanya, Amerika tidak membiarkan rakyatnya berjuang sendirian.

Kita semua tahu presiden bukanlah Superman ataupun jakatingkir,
tetapi setidaknya dia harus terbiasa menepuk-nepuk punggung rakyatnya agar rileks menghadapi kehidupan keras.

ah...
namun amat miris cerita tersebut, pemimpin kita cengeng dam menangis menghadapi goncangan goncangan di Indonesia,

presiden kita ter lalu cengeng dan penakut untuk maju, sampai-sampai bnyak TKI yg terlantar dan jadi korban di negara lain, padahal mereka juga pahlawan untuk kita, ttpi SUSILO PANTAT AYAM tak sanggup membela mereka..
memng dasar ente susilo pengen kuludahi wajah ente.

yg membunuh cma dapat hukuman sedikit bahkan ada yg bebas, lain lagi gaji mereka teregang tak dapat dimiliki mereka,,
ini gambaran pemimpin se cengeng yg tak bisa di kasi ampun.

Mungkin presiden saya tertekan oleh banyak beban sejarahnya sendiri. Dia terpilih karena koalisi-koalisi dan lobi-lobi yang membuat posisinya sulit. Mungkin dia punya ”masalah kebudayaan sendiri” karena harus memihak patron politik serta keluarganya sebagai balas budi dan sopan santun. Mungkin dia takut dibunuh oleh organisasi teroris seperti yang pernah diakuinya di televisi. Jangan-jangan presiden merasa sendirian juga ketika menuju ke puncak kekuasaan sehingga tidak perlu memandang pada tangan-tangan rakyat yang membawanya ke puncak itu.

lain lagi halnya bagi rakyat yg maju dan siap berjuang mati mati bisa-bisa besok di jemput DENSUS 88 dengan alasan terosris,

termasuk ane yg nulis, ane juga takut ne malam ne di culik sama antek2 pak president,
tapi hati ane tenang kok. ane gak gitu takut, kepuasaan menghadapi ajali tu kan cma sekali lgian indah matinya di berondong peluru pasukan jdi lebih cepat dah,,..
hehehehe..

untuk SBY,
Bnyak cerita loe,
turn sekarng jga dari jabatan, lalu lepaskan semua atribut atau gelarmu
one by one kita,...
kehebtan mu cuma krna kau pejabat negara kok bukan,
ku injak2 kepalamu SBY.
 http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/553813_435109786527448_1285716773_n.jpg?dl=1
 Masalah Kewarganegaraan

Perasaan kebangsaan berawal dari mitos-mitos heroik revolusioner. Namun itu tidak kekal. Nasionalisme sesungguhnya harus dipelihara dari perlakuan baik negara kepada rakyatnya. Maka, kewarganegaraan ini apa artinya jika tidak ditunjang dengan pelayanan publik?
Ke mana pajak yang dibayar itu, apakah dikembalikan dalam bentuk pelayanan dan pemberian rasa aman?
Apakah pajak tadi sudah habis tergadai untuk dana koruptor pejabat-pejabat Negara INI??

Yang hilang dari Indonesia adalah rasa aman sebagai warga negara. Dalam hal ini, rakyat sudah berada dalam kondisi bahaya.

Kita bisa dibunuh karena kebebasan beragama,
Mati di jalan karena hukum rimba lalu lintas Tu Sih Katanya tapi nyatanya itu hanya kecelakaaan yg dibuat-buat untuk membunuh tokoh-tokoh yang berperan aktif untuk menurunkannya yg memiliki kinerja pantat ayam,
kelaparan karena uang belanja habis,itu apa penyebabnya???
yg jls tak lari dari kebobrokan pemimpin kita, yg miskin bukan karena malas, tapi karena kurangngya perhatian pemerintah atas banyaknya pengangguran di negara ini, lainlagi uang rakyat habis di korupsi pejabat-pejabatnegara ini,
Tidak ada uang berobat itu juga kebobrokan negara ini JAMKESMAS tidak di berikan pada Rakyat miskin namun diberikan pada mereka yg sudah memiliki harta, itulah sebabnya amat bnyak pesakit miskin yg mati terdampar bahkan setelah berobat belum bsa pulang ketempat keluarganya karena kurangnya biaya pembayaran, lain lagi halnya para pemguna JAMKESMAS Yang di jadikan praktek oleh AKBID, AKPER dan Calon DOKTER, hingga terjadi MAL PRAKTEK, namun ini sengaja di tutupi oleh media massa dan yg sejenisnya, bisa jadi karena semua mendapat keuntungan-keuntungan keuntungan daripihak tertentu (terima AMplop Bawah Meja) Saya amat mengkutuk mereka semua semoga mereka cepat mati mangkat dari dunia ini.
bagi mereka yg keritis dan menantang REZIM pemerintahan atau pejabat dan penguasa negara ini, bisa-bisa menghilangkan karena terlalu galak kepada negara, ini sudah menjadi bukti mereka semua setan-setan yg takut di runtuhkan.
Keamanan satu-satunya tersisa dalam dalam negara ini adalah  keluarga, kerabat, dan tetangga, Keluarga adalah teritori hangat yang tak butuh negara dan presiden yg pengecut dan teroris yg sebenar-benarnya..

Mungkin presiden saya tertekan oleh banyak beban sejarahnya sendiri. Dia terpilih karena koalisi-koalisi dan lobi-lobi yang membuat posisinya sulit. Mungkin dia punya ”masalah kebudayaan sendiri” karena harus memihak patron politik serta keluarganya sebagai balas budi dan sopan santun. Mungkin dia takut dibunuh oleh organisasi teroris seperti yang pernah diakuinya di televisi, mtapi amat di sayngkan sebenarnya dialah teroris yg berada bebas bagi kami. Jangan-jangan presiden merasa sendirian juga ketika menuju ke puncak kekuasaan sehingga tidak perlu memandang pada tangan-tangan rakyat yang membawanya ke puncak itu.presiden yg tak tahu di untung ente.

Maka, saya rasa butuh kita butuh presiden baru yang tak punya beban-beban yang membuatnya tersandung. Orang jujur yang membuka sejarah diri dan bangsanya kepada publik. Seorang figur yang cepat minta maaf jika melakukan salah atau meleset dalam menjalankan program. Presiden yang berani memihak pada kebenaran sekalipun mengancam kredibilitas. Seorang presiden yang mencintai dan menegakkan hak asasi manusia tanpa pandang bulu, yang malu terhadap korupsi, dan yang yakin untuk memulai segala hal dari kejujuran yang bersih.

semoga anda-anda yg membaca mulai memikirkan ini semua.
Salam Pergerakan.

Jumat, 14 September 2012

nyanyian senja

biarkan embun-embun itu menerpa dedaunan,
biarkan tetes air itu mnetes bersama hembusan sang angin,
namun jangan biarkan titik embun itu hilang di terpa matahari,
karena dia amat tak pantas melebur bersama kabut,
dia hanya pantas menyatu bersama bumi,
biarkan deretan-deretan kecemburuan jadi bumbu keseriusan ini,
namun 
jangn biarkan ia hayut menghilang bersama arus jalanan,

cinta bukan sebuah cerita,
bukan sebuahdokrinisasi,
bukan pula sebuah fiksi dalam realita,
tapi cnta adalah hati yang selalu terikat dalam berbuat dan bertingkah laku.

biar
semua hilang dariku asal hatimu tetap padaku.
asal jiwaku tetep melebur bersama kasih dan seyang yang sejati untukmu,
ini aku dan keseriusanku.
ini aku dan kesetiaanku,
 
hnya lewat sair akan kunyanyikan nyanyian hati,
lewat melodi kudendangkan dendangan jiwa ini,
aku tak sanggup jauh atu pun menjauh,
aku tak sanggup sendiri tampa dirimu.
 karena bagiku engkau sejati selamanya.

Kamis, 13 September 2012

Untumu yg terindah

Aku mencoba mengukir namamu di langit,

namun awan hadir menutupinya,

Aku coba menulis namamu di padang pasir,
Namun Angin menghapusnya bersama debu,

Dan aku telah mencoba menulis namamu di tepi pantai,
namun ombak hadir menghapus nya,

Kini telah kupastikan untuk mengukir dan menulis
namamu di hatiku,
agar tidak ada lagi yang menghapus dan merebutmu dariku... !!!

namamu sangat indah...
menggetarkan ahti yg merindu,

hatimu sangat bersih...
sehingga tak sanggup daku mengotorinya,

senyummu juga manis...
sehingga tak sedetikpun aku sanggup melupaka senyum itu,

cinta dan ketulusanmu sangat memikat hati,
sehingga tak ada waktu yg pergi tampa suaramu,

aku tak bisa memberi mu apa-apa yg bergharga,

namun....
aku bisa setia untukmu selamanya,

bingkisan prosa cintaku takkan berakhir tampa kata.

alunan nada dan segelintir nadiku akan selalu memuja,

sampai kelak engkau sempurna untukku,
aku akan tetap memuja.
sampai kita berjumpa Disurga nnti.

Senin, 10 September 2012

suara Hati Yang penuh amarah

setiap langkah dan bayang yang kelam banyak kisah yang terpendam.
terkadang gundah kelam diam bisu dan binasa membwa sejuta ego dan emo yg menghajar dinding-dinding kesabaran,
diam kelamnya malam bukan berarti bisunya hati,.

ku biarkan bilah-bilah setan menghantam jiwa,
ku sandar kan semua dalam sejuata kata kelam diam yg menghantam.

ah..
]aku ingin menjerit,
aku ingin merintih.,
aku manusia tak dan bukan dewa,
biar ku hajar semua mereka,
ku banting,
kupijak, dan ku tikam-tikam perut mereka.

akan ku robek2 kulit mereka,
ku keluarkan hati dan jantungnya dari tubuh mereka.
biar mereka tahu aku juga bisa marah,
aku juga bisa emosi,.
setan, jin bahkan iblispun akan ku injak-injak..
usahkan kalian yang derajatnya sama di sisi tuhan...

Jumat, 07 September 2012

jalan menuju surga

persahabatan satu jln menuju surga,
karena adanya satu unsur saling ingat mengingatka menuju surganya ALLAh SWT,

firman Allah dalam Al-Qur'an.
saling ingat mengingatkanlkah kamumenuju kebaikan,

dlm hadist,
sampaikanlah walau satu ayat walau perih hatimu tewrasa hatimu,

lalu rosullah pernah bersabda,
apabila kamu ingin mengetahui sifat seseorang maka lihatlah dengan siapa dia bergaul,
bila dengan orang yang baik maka baiklah ia,
bila dengan yng jahat, maka... jahatlah ia.

begitu jg kluarga,
bila kta tahu fadillah bakti pada orang tua,
niscaya kita dapat surga,

pernah datang pada rosullah seorang Arab badui,
dia serahkan jiwa dan raganya untuk jihad fisabillah
lalu rosullah bertanya,
"apakah Orang mu masih ada?"
dia menjawab,
"ada ya rosullah bahkan keduanya"
lalu rosullah bertanya lagi,
"tahukah kamu pahala yang baik diatas Jihad fisabilillah?"
lalu jawabnya,
"tidak ya rosulullah"
lalu rasullullah bersabda,
"pulanglah, jaga dan rawatlah Orang tuamu, sungguh itulah pahala yang terbaik buatmu"
HR.Bukhari

Lepaskan aku dari borgol ini



lepaskan aku dri borgol ini..
lepskan aku dari resah ini,
lepaskan aku dari jerat hukum ini.
lepaskan aku dari tanggung jawab ini.
aku bosan dalam jeruji besi ini walau hanya beberapa bulan...
aku ingin bebas dan kembli berjuang.
aku ingin terbebas agar aku bisa berdiri tegak menantang..

hai...
kamu yg punya harta.
hai..
kamu yg punya kdudukan.
hai...
 kamu yg duduk di kursi empuk tmpat wakil rakyat..
lihat kesini.
lihat lah.
ini akibat dari lemahnya hukum kalian.
hukum kalian dpt di beli.
hukum kalian hanya di atur oleh uang....

wahai para pejabat biadab......

jangan memenjarakan hak seseorang untuk bicara.
bukankah setiap rakyat berhak menyampaikan aspirasi ddpan umu?
bkankah setiap kami mmliki suara untukmu????????????
sadarlah biadab- biadab bertopeng wakil rakyat...........
klian tak ubah sampah yg harus di buang bagiku...........